Pages

Rabu, Agustus 3

Kisah Seorang Anak Yang Kehilangan Uang Rp.10.000


menceritakan seorang anak yang kehilangan uang sebesar Rp 10.000. Dia begitu sedihnya dan menangis sejadi-jadinya.

Paman anak tersebut merasa kasihan, kemudian dia menghampiri anak itu.


“Kenapa kamu menangis?” tanya pamannya dengan penuh kasih sayang.

“Uang saya hilang. Rp 10.000.” katanya sambil terisak-isak.

“Tenang saja, nich paman ganti yah… paman kasih Rp 10.000 buat kamu. Jangan menangis yah!” kata pamannya sambil menyerahkan selembar uang Rp 10.000. Namun, sia anak tetap saja menangis. Kenapa?

“Kenapa kamu masih menangis saja? Kan sudah diganti?” tanya pamannya.

“Kalau tidak hilang… uang saya sekarang Rp 20.000.” kata anak itu dan terus menangis.

Pamannya bingung…

“Terserah kamu saja dech….”, katanya sambil pergi.

Ayahnya yang baru pulang kantor mendapati anaknya masih menangis.

“Kenapa sayang? Koq menangis sich. Lihat mata kamu, sudah bengkak begitu. Nangis dari tadi yah?” tanyanya sambi menyeka air mata anaknya.

“Uang saya hilang Rp 10.000.” kata anaknya mengadu.

“Ooohhh. Lho itu punya uang Rp 10.000? Katanya hilang?” tanya ayahnya yang heran karena dia melihat anaknya memegang uang Rp 10.000

“Ini dari paman…. uang saya hilang. Kalau tidak hilang saya punya Rp 20.000.” jawabnya sambil terus menangis.

“Sudahlah…. nih ayah ganti. Ayah ganti dengan uang yang lebih besar. Ayah kasih kamu Rp 20.000. Jangan menangis lagi yah!” kata ayahnya sambil menyerahkan selembar uang Rp 20.000.

Si anak menerima uang itu. Tetapi masih tetap saja menangis. Ayahnya heran, kemudian bertanya lagi.

“Kenapa masih menangis saja? Kan sudah diganti?”

“Kalau tidak hilang, uang saya Rp 40.000.”

Ayahnya hanya geleng-geleng kepala.

“Kalau gitu dikasih berapa pun, kamu akan nangis terus.” sambil mengendong anaknya.

Pesan :
motivasi ini nyata? Tidak juga, ini hanya rekayasa. Dalam kenyataannya banyak orang yang memiliki sikap seperti anak tadi. Dia hanya melihat apa yang tidak ada, dia hanya melihat apa yang kurang, tanpa melihat sebenarnya dia sudah memiliki banyak hal. Sifat manusia yang selalu merasa kurang padahal nikmat Allah begitu banyaknya sudah dia terima.

Banyak orang mengeluh tidak bisa bisnis, sebab dia tidak punya uang untuk modal. Padahal modal hanyalah salah satu yang diperlukan dalam bisnis. Bisa jadi dia sudah punya waktu, punya tenaga, dan punya ilmu untuk bisnis. Namun dia tidak juga bertindak sebab dia hanya fokus melihat kekurangan, bukannya bertindak dengan memanfaatkan apa yang ada. Mulailah Bertindak Dari Yang Sudah Ada.

Bersyukurlah jika Anda merasa tersindir dengan dongeng motivasi diatas, artinya Anda perlu berubah sekarang.

[Kisah] Seorang Yang Ditolak Kerja di Microsoft

A Jobless man applied for the position of 'office boy' at Microsoft.

The HR manager interviewed him then watched him cleaning the floor as a test.

The man replied 'I'm sorry', said the HR manager. If you don't have an email, that means you do not exist. And who doesn't exist, cannot have the job.'

The man left with no hope at all. He didn't know what to do, with only $10 in his pocket.

He then decided to go to the supermarket and buy a 10Kg tomato crate.

He then sold the tomatoes in a door to door round.

In less than two hours, he succeeded to double his capital.

He repeated the operation three times,and returned home with $60.

The man realized that he can survive by this way, and started to go everyday earlier, and return late. Thus, his money doubled or tripled everyday.

Shortly, he bought a car, then a truck, and then he had his own fleet of delivery vehicles.

5 years later, the man is one of the biggest food retailers in the US.

He started to plan his family's future, and decided to have a life insurance.

He called an insurance broker, and chose a protection plan.

When the conversation was concluded the broker asked him his email.

The man replied,'I don't have an email.'

The broker answered curiously,

Pria itu berpikir sejenak dan menjawab, "Ya, aku akan menjadi seorang office boy di Microsoft!!" 'Anda tidak memiliki email, namun telah berhasil membangun sebuah imperium perusahaan bisnis. Dapatkah Anda membayangkan apa yang bisa terjadi jika Anda memiliki email!!? " broker itu menjawab ingin tahu mengapa ia tidak punya email, Pria itu menjawab, "Aku tidak punya email." "Maafkan aku", kata manajer HR. Jika Anda tidak memiliki email, itu berarti Anda tidak ada. Dan siapa yang tidak ada, tidak dapat memiliki pekerjaan. " The man thought for a while and replied, "Yes, I'd be an office boy at Microsoft !!"

------------------------------------------------------------------

Jangan pernah berhenti berusaha dan jangan menyerah karena gagal, serta berani melangkah

Jumat, Mei 20

Surat dari anak yang digugurkan

Dear Bunda...

Bagaimana kabar bunda hari ini? Smoga bunda baik-baik saja...nanda juga di sini baik-baik saja bunda... Allah sayang banget deh sama nanda. Allah juga yang menyuruh nanda menulis surat ini untuk bunda, sebagai bukti cinta nanda sama bunda.... J

Bunda, ingin sekali nanda menyapa perempuan yang telah merelakan rahimnya untuk nanda diami walaupun hanya sesaat...

Bunda, sebenarnya nanda ingin lebih lama berada di rahim bunda, ruang yang kata Allah paling kokoh dan paling aman di dunia ini... tapi rupanya bunda tidak menginginkan kehadiran nanda, jadi sebagai anak yang baik, nanda pun rela menukarkan kehidupan nanda demi kebahagiaan bunda. Walaupun dulu, waktu bunda meluruhkan nanda, sakit banget bunda....badan nanda rasanya seperti tercabik-cabik... dan keluar sebagai gumpalan darah yang menjijikan apalagi hati nanda, nyeri, merasa seperti aib yang tidak dihargai dan tidak diinginkan.

Tapi nanda tidak kecewa kok bunda... karena dengan begitu, bunda telah mengantarkan nanda untuk bertemu dan dijaga oleh Allah bahkan nanda dirawat dengan penuh kasih sayang di dalam syurga Nya.

Bunda, nanda mau cerita, dulu nanda pernah menangis dan bertanya kepada Allah, mengapa bunda meluruhkan nanda saat nanda masih berupa wujud yang belum sempurna dan membiarkan nanda sendirian di sini? Apa bunda tidak sayang sama nanda? Bunda tidak ingin mencium nanda? Atau jangan-jangan karena nanti nanda rewel dan suka mengompol sembarangan? Lalu Allah bilang, bunda kamu malu sayang... kenapa bunda malu? karena dia takut kamu dilahirkan sebagai anak haram... anak haram itu apa ya Allah? Anak haram itu anak yang dilahirkan tanpa ayah... Nanda bingung dan bertanya lagi sama Allah, ya Allah, bukannya setiap anak itu pasti punya ayah dan ibu? Kecuali nabi Adam dan Isa? Allah yang Maha Tahu menjawab bahwa bunda dan ayah memproses nanda bukan dalam ikatan pernikahan yang syah dan Allah Ridhoi. Nanda semakin bingung dan akhirnya nanda putuskan untuk diam.

Bunda, nanda malu terus-terusan nanya sama Allah, walaupun Dia selalu menjawab semua pertanyaan nanda tapi nanda mau nanyanya sama bunda aja, pernikahan itu apa sih? Kenapa bunda tidak menikah saja dengan ayah? Kenapa bunda membuat nanda jadi anak haram dan mengapa bunda mengusir nanda dari rahim bunda dan tidak memberi kesempatan nanda hidup di dunia dan berbakti kepada bunda? Hehe,,,maaf ya bunda, nanda bawel banget... nanti saja, nanda tanyakan bunda kalau kita ketemu J

Oh ya Bunda, suatu hari malaikat pernah mengajak jalan-jalan nanda ke tempat yang katanya bernama neraka. Tempat itu sangat menyeramkan dan sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal nanda di syurga. Di situ banyak orang yang dibakar pake api lho bunda...minumnya juga pake nanah dan makannya buah-buahan aneh, banyak durinya...yang paling parah, ada perempuan yang ditusuk dan dibakar kaya sate gitu, serem banget deh bunda.

Lagi ngeri-ngerinya, tiba-tiba malaikat bilang sama nanda, Nak, kalau bunda dan ayahmu tidak bertaubat kelak di situlah tempatnya...di situlah orang yang berzina akan tinggal dan disiksa selamanya. Seketika itu nanda menangis dan berteriak-teriak memohon agar bunda dan ayah jangan dimasukkan ke situ.... nanda sayang bunda... nanda kangen dan ingin bertemu bunda... nanda ingin merasakan lembutnya belaian tangan bunda dan nanda ingin kita tinggal bersama di syurga... nanda takut, bunda dan ayah kesakitan seperti orang-orang itu...

Lalu, dengan lembut malaikat berkata... nak,kata Allah kalau kamu sayang, mau bertemu dan ingin ayah bundamu tinggal di syurga bersamamu, tulislah surat untuk mereka... sampaikan berita baik bahwa kamu tinggal di syurga dan ingin mereka ikut, ajaklah mereka bertaubat dan sampaikan juga kabar buruk, bahwa jika mereka tidak bertaubat mereka akan disiksa di neraka seperti orang-orang itu.

Saat mendengar itu, segera saja nanda menulis surat ini untuk bunda, menurut nanda Allah itu baik banget bunda.... Allah akan memaafkan semua kesalahan makhluk Nya asal mereka mau bertaubat nasuha... bunda taubat ya? Ajak ayah juga, nanti biar kita bisa kumpul bareng di sini... nanti nanda jemput bunda dan ayah di padang Mahsyar deh... nanda janji mau bawain minuman dan payung buat ayah dan bunda, soalnya kata Allah di sana panas banget bunda... antriannya juga panjang, semua orang sejak jaman nabi Adam kumpul disitu... tapi bunda jangan khawatir, Allah janji, walaupun rame kalo bunda dan ayah benar-benar bertaubat dan jadi orang yang baik, pasti nanda bisa ketemu kalian.

Bunda, kasih kesempatan buat nanda ya.... biar nanda bisa merasakan nikmatnya bertemu dan berbakti kepada orang tua, nanda juga mohon banget sama bunda...jangan sampai adik-adik nanda mengalami nasib yang sama dengan nanda, biarlah nanda saja yang merasakan sakitnya ketersia-siaan itu. Tolong ya bunda, kasih adik-adik kesempatan untuk hidup di dunia menemani dan merawat bunda saat bunda tua kelak.

Ada Bias Cinta Pada Bola Mata Ibu

Aku adalah anak malang yang tak pernah diinginkan ibu. Ibu selalu membenciku disaat ibu ibu yang lain sangat menyayangi dan mencintai anaknya. Bahkan perseteruanku dengan ibu sudah dimulai sejak aku masih dalam gerha ibu. Bagaimana ibu tega ingin menghabisi nyawaku. Dengan segala macam cara ibu pernah lakukan untuk membunuhku. Mulai dari ramuan-ramuan tradisional hingga obat-obatan berbahaya pernah ibu masukkan ke dalam perutnya. Tapi Tuhan berkehendak lain, aku begitu kuat bercokol dalam perutnya. Apa salahku? Sehingga ibu begitu benci padaku. Bukankah dia yang salah, kenapa mau melakukan perbuatan yang membuat aku ada dalam perutnya.

Racun demi racun ditumpahkan padaku, membuat nafasku hampir saja berhenti, tapi malaikat-malaikat itu menjagaku dengan baik, sehingga aku masih bisa bertahan dalam perutnya. Racun-racun itu telah membuatku merasa panas jika mengenai jantungku, membuat aku merasa pedih jika mengenai mataku, hampir saja tubuhku meleleh tak berbentuk lagi, hingga aku memberontak dari perut ibu karena aku sudah tidak tahan lagi dengan siksaannya, akupun keluar dari perut ibu dengan tangisanku yang sangat keras, mukaku aneh, hidungku ringsek, kakiku kecil sebelah. Ibu tak memberi nama padaku, hanya seorang nenek tua yang memberiku nama Kuat, mungkin dia berharap aku jadi laki-laki yang kuat. Dengan diriku yang tak sempurna membuat ibu semakin marah. Ibu membesarkan aku dengan kebencian dan amarah yang meledak-ledak bagai nyalak petir yang tak kunjung reda. Tak ada kasih sayang sedikitpun untuk aku.

***

Hari-hariku kulalui tanpa kasih sayang dari ibu, aku kesepian dan kedinginan tanpa seorang teman, semua orang jijik melihatku. Kala gelap turun lebih cepat dan matahari tampak letih dan hendak beradu di ufuk barat, angin yang lembut menerpa dedaunan, terkadang mereka bergumul dan mengempas dedaunan pada pohon-pohon hingga segala yang terlewati menjadi kebas. Dan aku sering berlari ke belakang rumah, aku berbicara sama apapun yang aku temui di sana, sama pohon-pohon sama bintang-bintang di langit, karena cuma mereka yang setia menemani aku. Ingin rasanya aku terbang ke langit temui bintang-bintang itu, tapi itu hanya mimpi saja karena aku tidak memiliki sayap.

Malam itu ibu pulang sangat larut, aku mengendap-endap mengintip ibu, kulihat ada memar di pipi ibu. Ingin sekali aku mengobati luka ibu, atau sekedar membawakan air hangat untuknya, entah apa yang dilakukan ibu diluar sana. Aku coba berjalan dekati ibu. Tapi baru saja aku ingin mengobati luka ibu, dia sudah berteriak

“jangan sentuh aku! Anak sialan! Hardik ibu padaku.

“ini semua gara-gara kamu! Amarah ibu semakin jadi, kemudian ibu tampar pipiku, plak!

Sangat keras sekali. Rasanya sangat panas, tapi tak sedikitpun air mata keluar basahi pipiku. Mungkin air mataku sudah kering bagai musim kemarau dibulan juli. Atau air mataku sudah hilang sejak aku merintih dalam perutnya saat dia ingin menghabisi nyawaku.

Tahukan engkau ibu, kalau aku sangat merindukan ibu. Saat kulihat induk kucing yang sedang menyusui anak-anaknya, aku semakin iri sama mereka, betapa sayangnya induk kucing itu pada anak-anaknya.

“kau sangat beruntung sekali, ibumu begitu sayang padamu”ucapku suatu hari pada seekor anak kucing itu.

“Kalau aku jadi kamu, sudah aku habisi perempuan itu” sahut anak kucing

“Tapi dia ibuku” kataku

“Perempuan itu telah jahat padamu, bahkan sejak kamu masih dalam perutnya”

“Tidak! aku tak akan bunuh ibuku, aku rela lakukan apa saja agar dia bisa mencintai aku”

“tapi sampai kapan kamu akan bisa bertahan”

“entahlah” jawabku

Ibu, betapa aku rindu tangan ibu di atas dahiku,kemudian tangan ibu bergerak pelan-pelan mengelusku sampai aku tertidur seperti anak kucing itu. Rinduku sudah merasuk ke dalam sukmaku, menerobos aliran darahku, hingga membuatku sulit bernafas. Setiap hari aku tahan rinduku ini untuk ibu. Tapi tak sedikitpun ibu merasakannya. Ingin aku menangis dan mengadu padamu saat anak-anak itu mengejek aku, ingin rasanya aku menampar mereka seperti yang ibu sering lakukan padaku disaat ibu marah. Tapi aku tak pernah melakukannya. Ibu memperlakukanku seperti binatang yang terbuang.

Malam itu seperti biasa ibu pergi, aku penasaran dengan semua yang ibu lakukan diluar sana, ingin sekali aku mencegah ibu pergi, tapi tentu saja ibu tak kan pernah hiraukan ucapanku. Aku begitu gelisah menunggu ibu pulang, hingga ada seorang yang mengantar ibu. Rupanya ibu baru mendapat musibah. Tubuh ibu lunglai bagai tak bertulang. Kini tubuh ibu tak bisa bergerak, ibu lumpuh. Apa ini sebuah hukuman dari Tuhan untuk ibu? Atau hanya kebetulan saja? Tapi yang jelas sekarang ibu tidak bisa lagi menampar pipiku atau mencaci maki aku dengan ucapannya yang seperti badai itu. Alangkah jahatnya ibu jika aku ingat semua itu.

***

Setelah ibu lumpuh, tak banyak yang bisa ibu kerjakan selain hanya berbaring. Aku berusaha merawat ibu dengan segala kemampuanku. Tak ada dendam di hatiku ibu, aku ikhlas merawat ibu. Semua perlakuan ibu sudah aku maafkan. Kini ibu tidak bisa bekerja, aku berusaha mencari sesuap nasi demi ibu. Aku berjalan tertatih-tatih karena kakiku yang pincang ini, kususuri tiap gang untuk memungut sampah-sampah itu. Semua aku lakukan demi ibu. Aku tak pernah takut semua orang menghinaku, aku juga tidak takut semua orang mengusir aku, cuma satu yang aku takutkan yaitu ibu tak akan pernah mencintai . Aku tak bisa mendapatkan surga dari ibu.

Mungkin malam ini aku hanya bisa membeli sebungkus nasi untuk ibu saja. Dan seperti biasa aku tidak akan makan demi ibu. Saat kusuapi ibu hanya diam, masih kulihat kebencian di mata ibu, meskipun tak sepatah kata terucap dari bibir ibu. Walau akhirnya ibu mau juga menghabiskan nasi itu. Hatiku kian pilu, kenapa ibu tak bisa mencintai aku. Ibu, tahukan ibu diluar sana kala rintik-rintik air mulai turun aku seret kakiku, aku kedinginan ibu, aku juga kelaparan, dan mereka semua mengejekku. Tahukah ibu, diluar sana setiap hari yang kutuju adalah gunungan sampah, tahukah ibu diluar sana aku dipukuli orang semua demi ibu. Kuceritakan ini semua agar ibu terbuka hatinya. Aku keluarkan bungkusan yang aku siapakan untuk ibu. Aku dekati ibu, seperti biasa kulihat sorot mata ibu yang membenciku.

“Ibu, kulihat baju ibu sudah usang dan compang camping, aku ada sedikit uang, dan ini adalah tabunganku selam ini” ucapku sambil membuka bungkusan plastik warna hitam yang aku pegang. Aku pakaikan baju yang aku beli dari pasar tadi siang, meskipun cuma baju murahan . Ibu terlihat bersih saat ini. Tiba-tiba saja tanganku basah oleh sesuatu. Dan saat kulihat ibu ternyata ada buliran-buliran air mata disana. Yah, ada bias cinta pada bola mata ibu. Aku baru sekali ini melihat ibu menangis, bias cinta mata ibu begitu meneduhkan. Tak kulihat lagi kebencian di mata ibu. Aku bagaikan menemukan oase di tengah gurun yang tandus. Rinduku telah tersirami saat buliran-buliran air mata ibu mengenai tanganku. Kuusap lembut pipi ibu yang basah. Aku sayang ibu, aku rindu saat-saat seperti ini sudah lama ibu, Kemudian aku peluk ibu.

Kamis, Mei 19

Secangkir Kopi Asin..


Dia bertemu dengan gadis itu di sebuah pesta, gadis yang menakjubkan. Banyak pria berusaha mendekatinya. Sedangkan dia sendiri hanya seorang laki-laki biasa. Tak ada yang begitu menghiraukannya. Saat pesta telah usai, dia mengundang gadis itu untuk minum kopi bersamanya. Walaupun terkejut dengan undangan yang mendadak, si gadis tidak mau mengecewakannya. Mereka berdua duduk di sebuah kedai kopi yang nyaman. Si laki-laki begitu gugup untuk mengatakan sesuatu, sedangkan sang gadis merasa sangat tidak nyaman.
"Ayolah, cepat. Aku ingin segera pulang", kata sang gadis dalam hatinya.
Tiba-tiba si laki-laki berkata pada pelayan,
"Tolong ambilkan saya garam. Saya ingin membubuhkan dalam kopi saya."
Semua orang memandang dan melihat aneh padanya. Mukanya kontan menjadi merah, tapi ia tetap mengambil dan membubuhkan garam dalam kopi serta meminum kopinya. Sang gadis bertanya dengan penuh rasa ingin tahu kepadanya,
"Kebiasaanmu kok sangat aneh?".
"Saat aku masih kecil, aku tinggal di dekat laut. Aku sangat suka bermain-main di laut, di mana aku bisa merasakan laut... asin dan pahit. Sama seperti rasa kopi ini", jawab si laki-laki.
"Sekarang, tiap kali aku minum kopi asin, aku jadi teringat akan masa kecilku, tanah kelahiranku. Aku sangat merindukan kampung halamanku, rindu kedua orangtuaku yang masih tinggal di sana", lanjutnya dengan mata berlinang. Sang gadis begitu terenyuh. Itu adalah hal sangat menyentuh hati. Perasaan yang begitu dalam dari seorang laki-laki yang mengungkapkan kerinduan akan kampung halamannya. Ia pasti seorang yang mencintai dan begitu peduli akan rumah dan keluarganya. Ia pasti mempunyai rasa tanggung jawab akan tempat tinggalnya.
Kemudian sang gadis memulai pembicaraan, mulai bercerita tentang tempat tinggalnya yang jauh, masa kecilnya, keluarganya... Pembicaraan yang sangat menarik bagi mereka berdua. Dan itu juga merupakan awal yang indah dari kisah cinta mereka. Mereka terus menjalin hubungan. Sang gadis menyadari bahwa ia adalah laki-laki idaman baginya. Ia begitu toleran, baik hati, hangat, penuh perhatian... Ia emang adalah pria baik yang hampir saja diabaikan begitu saja.
Untung saja ada kopi asin !
Cerita berlanjut seperti tiap kisah cinta yang indah: sang putri menikah dengan sang pangeran, dan mereka hidup bahagia... Dan, tiap ia membuatkan suaminya secangkir kopi, ia membubuhkan sedikit garam didalamnya, karena ia tahu itulah kesukaan suaminya. Setelah 40 tahun berlalu, si laki-laki meninggal dunia. Ia meninggalkan sepucuk surat bagi istrinya:
> "Sayangku, maafkanlah aku. Maafkan kebohongan yang telah aku buat sepanjang hidupku. Ini adalah satu-satunya kebohonganku padamu -- tentang kopi asin. Kamu ingat kan saat kita pertama kali berkencan? Aku sangat gugup waktu itu. Sebenarnya aku menginginkan sedikit gula. Tapi aku malah mengatakan garam. Waktu itu aku ingin membatalkannya, tapi aku tak sanggup, maka aku biarkan saja semuanya. Aku tak pernah mengira kalau hal itu malah menjadi awal pembicaraan kita. Aku telah mencoba untuk mengatakan yang sebenarnya kepadamu. Aku telah mencobanya beberapa kali dalam hidupku, tapi aku begitu takut untuk melakukannya, karena aku telah berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun darimu... Sekarang aku sedang sekarat. Tidak ada lagi yang dapat aku khawatirkan, maka aku akan mengatakan ini padamu: Aku tidak menyukai kopi yang asin. Tapi sejak aku mengenalmu, aku selalu minum kopi yang rasanya asin sepanjang hidupku. Aku tidak pernah menyesal atas semua yang telah aku lakukan padamu. Aku tidak pernah menyesali semuanya. Dapat berada disampingmu adalah kebahagiaan terbesar dalam hidupku. Jika aku punya kesempatan untuk menjalani hidup sekali lagi, aku tetap akan berusaha mengenalmu dan menjadikanmu istriku walaupun aku harus minum kopi asin lagi."
Sambil membaca, airmatanya membasahi surat itu. Suatu hari seseorang menanyainya,
"Bagaimana rasa kopi asin?" Ia menjawab, "Rasanya begitu manis."